Pagi hari dimulai dengan semangat dan antusiasme. Tepat pukul 08.00, rombongan mahasiswa STP Sahid Surakarta meninggalkan hotel untuk memulai petualangan hari ketiga di Pulau Dewata.
Destinasi pertama: Joger, pusat oleh-oleh ikonik yang terkenal dengan kata-kata unik dan penuh makna. Di tempat ini, para mahasiswa tidak hanya berbelanja suvenir, tetapi juga belajar menghargai kreativitas lokal yang dibungkus dalam humor cerdas khas Bali—sebuah nilai penting dalam dunia pariwisata dan kewirausahaan kreatif.
Perjalanan berlanjut ke pusat oleh-oleh Krisna. Meski kunjungan berlangsung sekitar 45 menit, tempat ini menawarkan beragam suvenir khas Bali dengan harga terjangkau. Mahasiswa STP Sahid Surakarta mendapatkan wawasan langsung tentang pentingnya mendukung UMKM sebagai tulang punggung ekonomi dan pariwisata Bali.
Setelah puas berbelanja, rombongan melintasi Tol Laut Bali Mandara, sebuah infrastruktur megah yang melintasi laut dan menjadi simbol kemajuan Bali. Pemandangan lautan yang luas menjadi pembuka sempurna untuk destinasi berikutnya: Pantai Pandawa.
Setibanya di Pantai Pandawa, suasana menjadi lebih santai. Mahasiswa menikmati makan siang sambil memandangi pasir putih dan deburan ombak. Setelah itu, aktivitas bebas seperti bermain air, berfoto, dan bersantai menjadi momen kebersamaan yang hangat. Dari sini, mereka belajar pentingnya keseimbangan antara kerja keras dan menikmati hidup.
Petualangan berlanjut ke Pantai Melasti, yang memukau dengan tebing kapur megah dan panorama alam yang luar biasa. Di sini, mahasiswa berkesempatan berinteraksi langsung dengan wisatawan mancanegara—sebuah pengalaman berharga dalam praktik komunikasi lintas budaya. Mereka melatih kemampuan bahasa Inggris, keberanian berbicara, dan mulai membangun koneksi global—keterampilan penting bagi calon profesional pariwisata.
Menjelang malam, rombongan menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK) untuk menyaksikan pertunjukan tari Kecak, salah satu seni pertunjukan paling ikonik di Bali. Dengan api yang menyala dan suara “cak-cak-cak” yang menggema, mahasiswa belajar bahwa budaya adalah jiwa suatu bangsa—dan tari Kecak adalah salah satu ekspresi budaya yang luar biasa.
Hari ditutup dengan makan malam yang syahdu di tepi pantai Jimbaran. Angin laut yang sejuk, hidangan laut segar, dan suasana akrab menciptakan rasa syukur dan kehangatan. Tepat pukul 20.30, rombongan kembali ke hotel—membawa pulang bukan hanya oleh-oleh, tetapi juga pelajaran hidup yang mendalam.
Nilai yang Dipetik dari Hari Ketiga:
Kreativitas lokal adalah aset budaya yang patut dihargai dan didukung.
Interaksi internasional membangun kepercayaan diri serta wawasan global.
Pelestarian budaya melalui seni pertunjukan memperkuat identitas bangsa.
Keseimbangan antara belajar dan rekreasi membuat pengalaman menjadi lebih bermakna.
Hari ketiga menjadi bukti bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga dalam setiap langkah perjalanan yang dijalani bersama.
STP Sahid Surakarta berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten di bidangnya, tetapi juga memiliki karakter dan wawasan global.